Pukul 09.30-10.30
Pembuka dialog: Kelig Nugroho (Koran Tempo)
Pewartaan terhadap
kegiatan yang dilakukan TBM sangat penting artinya. Selain untuk memberikan
informasi kepada publik pembaca hal ihwal kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan TBM, juga dapat dijadikan sarana berbagi (sharing) pengalaman dan
pembelajaran pengelolaan di antara para pengelola TBM. Dan mengingat belum
semua pengelola TBM memiliki kemampuan untuk menulis, maka kehadiran wartawan
yang meliput kegiatan menjadi sangat penting pula. Sehingga para pengelola TBM
tidak perlu repot-repot untuk menuliskannya. Dengan begitu, harapaannya bisa
fokus mengelola kegiatan.
Meskipun begitu,
dalam jangka panjang, keterampilan menulis tetap harus dimiliki para pengelola
TBM. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, mereka secara mandiri—tidak
tergantung pada kehadiran wartawan suatu media yang pada beberapa kasus karena
jumlah wartawannya terbatas, tidak bisa meliput jalannya acara di TBM—bisa
membuat press release sebelum acara berlangsung, melaporkan saat
jalannya acara, terutama ini dimedia online yang sifatanya (hampir) realtime,
dan menuliskannya keseluruhan jalannya acara. Jadi kehadiran wartawan ini tidak melulu
dimanfaatkan sebagai penulis berita, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi
instruktur atau guru menulis buat para pengelola TBM.
Sehubungan dengan
itu, maka dalam Festival TBM ini, diadakan acara Dialog antara Pengelola TBM
dan Wartawan. Harapannya dalam dialog tersebut akan terkuak semacam
kiat-kiat atau kode etik ketika berhubungan dengan media massa, khususnya
wartawan. Bagaimana caraanya atau teknis memberikan undangan peliputan,
pengiriman press release, kemungkinan menjadi intruktur pelatihan
menulis, apakah setiap meliput harus diberikan amplop uang transport, dan lain
sebagainya. Tak terkecuali tip stategi pembuatan program yang di TBM agar
memiliki nilai berita (value of news) yang tinggi. Sehingga layak muat.
Termasuk kemungkinan
terjalinya kerjasama yang strategis antara wartawan (media massa) dengan TBM,
misalnya adanya kebijakan jatah peliputan kegiatan, pemuatan opini atau kolom
dari para pegiat TBM, pemunculan rubrik baca dan buku, pojok klinik literasi, dan
semua itu dituangkan dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding) atau
perjanjian kerjasama antara (Forum) TBM dan media massa. Sehingga gerakan
budaya baca dan tulis yang dilakukan akan lebih berdaya dan berhasil guna.