Monday, October 29, 2012

Dialog TBM dengan Wartawan

Jumat, 2 November 2012
Pukul 09.30-10.30
Pembuka dialog: Kelig Nugroho (Koran Tempo)


Pewartaan terhadap kegiatan yang dilakukan TBM sangat penting artinya. Selain untuk memberikan informasi kepada publik pembaca hal ihwal kegiatan atau aktivitas yang dilakukan TBM, juga dapat dijadikan sarana berbagi (sharing) pengalaman dan pembelajaran pengelolaan di antara para pengelola TBM. Dan mengingat belum semua pengelola TBM memiliki kemampuan untuk menulis, maka kehadiran wartawan yang meliput kegiatan menjadi sangat penting pula. Sehingga para pengelola TBM tidak perlu repot-repot untuk menuliskannya. Dengan begitu, harapaannya bisa fokus mengelola kegiatan.

Meskipun begitu, dalam jangka panjang, keterampilan menulis tetap harus dimiliki para pengelola TBM. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, mereka secara mandiri—tidak tergantung pada kehadiran wartawan suatu media yang pada beberapa kasus karena jumlah wartawannya terbatas, tidak bisa meliput jalannya acara di TBM—bisa membuat press release sebelum acara berlangsung, melaporkan saat jalannya acara, terutama ini dimedia online yang sifatanya (hampir) realtime, dan menuliskannya keseluruhan jalannya acara.  Jadi kehadiran wartawan ini tidak melulu dimanfaatkan sebagai penulis berita, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi instruktur atau guru menulis buat para pengelola TBM.

Sehubungan dengan itu, maka dalam Festival TBM ini, diadakan acara Dialog antara Pengelola TBM dan Wartawan. Harapannya dalam dialog tersebut akan terkuak semacam kiat-kiat atau kode etik ketika berhubungan dengan media massa, khususnya wartawan. Bagaimana caraanya atau teknis memberikan undangan peliputan, pengiriman press release, kemungkinan menjadi intruktur pelatihan menulis, apakah setiap meliput harus diberikan amplop uang transport, dan lain sebagainya. Tak terkecuali tip stategi pembuatan program yang di TBM agar memiliki nilai berita (value of news) yang tinggi. Sehingga layak muat.

Termasuk kemungkinan terjalinya kerjasama yang strategis antara wartawan (media massa) dengan TBM, misalnya adanya kebijakan jatah peliputan kegiatan, pemuatan opini atau kolom dari para pegiat TBM, pemunculan rubrik baca dan buku, pojok klinik literasi, dan semua itu dituangkan dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding) atau perjanjian kerjasama antara (Forum) TBM dan media massa. Sehingga gerakan budaya baca dan tulis yang dilakukan akan lebih berdaya dan berhasil guna.